Kamis, 26 November 2020

TUHAN, AGAMAMU APA?

TUHAN, AGAMAMU APA ??

Sisi lain agama, selain membawa pencerahan dan keteraturan ternyata agama dalam sejarahnya menimbulkan banyak sekali peperangan mengatasnamakan Tuhan. Banyak agama telah menghasilkan umat-umat yang radikal, bengis dan intoleran.

Posisi saya disini netral, saat semua kitab suci saya baca, ditemukanlah bisa dikatakan sebuah "tanda tanya" , menjadi suatu yang berlawanan, ketika sesuatu yang diyakini pemeluknya Wahyu ilahi namun didapat :

1. Banyak kitab suci yang masih "terbatas" dalam mengeksplorasi amsal-amsal/perumpamaan, perumpamaan yang dipakai masih sangat dangkal dan bersifat normatif/kebenaran umum. Padahal ilmu Tuhan adalah Maha segalaNya, agak sedikit mengganggu jika Tuhan memakai perumpamaan sederhana/dangkal, seperti nalar manusia.

2. Kitab suci terjebak geografis, waktu dan tempat. Contohnya dalam berbagai kitab suci  hanya berisi cerita hewan dan tumbuhan dimana kitab suci turun, jelas ini berlawanan dengan konsep Tuhan Semesta yang mengetahui seluruh ciptaanNya di berbagai belahan dunia. 

Jika Dia tahu makhluk ciptaanNya beragam, kenapa hanya memakai jenis hewan dan jenis buah dan tumbuhan yang itu-itu saja dalam kitabNya, ini juga tanda tanya. 

Apakah Tuhan telah terjebak geografis atau kitab yang dianggap suci itu apakah merupakan hasil nalar manusia bukan "nalar Tuhan" .  

Kitab-kitab itu hanya mampu "menulis setting/latar belakang" berdasar jarak jelajah dari "si penulis ayat" yang seolah atau "wawasan" keilmuannya tak pernah keluar dari wilayah tempat dimana ia tinggal.

Ketika wilayahnya banyak terjadi konflik dan peperangan, maka ayatnya pun tak jauh dari cerita-cerita peperangan.

Ketika kehabisan ide, Tokoh-tokoh tertentu hadir terus diberbagai ayat dan surat.

Ayat-ayat kitab suci memiliki karakter bersayap dan multi tafsir, agar mampu relevan di tiap zaman, dan dapat ditarik kesana kemari dalam penerjemahan nya, juga menyelamatkan "sipenulis" dari ketidaktahuannya.

Bahkan ada nabi disebuah kitab suci yang hanya melahirkan satu ayat.

Ada beberapa kitab suci yang penulisnya bukan hanya satu tapi banyak, bahkan ada kelompok-kelompok yang mengatasnamakan sebuah ayat/surat/kitab.

3. Banyak peneliti menyatakan agama hasil budaya, jika masyarakat agraris akan menyembah Dewi kesuburan, bangsa pelaut akan menyembah dewa lautan, bangsa pemburu akan menyembah dewa hewan mistis, penyembah para raja menyembah Tuhan berbentuk manusia suci dsb. Ini juga tidak sepenuhnya benar. Tuhan menyapa manusia melalui utusanNya dan ini tidak bisa dijelaskan dalam ilmu budaya dan antropologi.

4. Ketika Ilmu Tuhan tak terbatas, layakkah ucapannya hanya terangkum dalam sebuah buku yang terbatas dari segi halaman?. Bukankah Tuhan selalu berbicara?.  Ketika Tuhan terus berbicara, tentunya jumlah halaman dari kitab sucinya tak terbatas, dimana kitab suci itu yg tak terbatas jumlah halaman, yakni semesta itu sendiri. Manusia bisa mengambil hikmah dari sana.

Bandingkan dengan konsep kitab suci, begitu nabinya wafat selesai sudah ayat-ayat Tuhan tertulis, berbeda dengan ayat-ayat semesta akan kekal, tak terbatas dan abadi.

5. Nabi membawa syariat. Siapapun dia tanpa melihat merk agama, nabi membawa syariat aturan yang mengatur manusia agar hidup lurus dan teratur. Disini peran vital agama berada, bukan lagi sekedar wilayah abstrak namun sdh mengikat secara hukum kepada masyarakat.

6. Tuhan Maha luas keilmuannya . Adakah dari kitab-kitab suci itu yang menyapa manusia di kutub Utara dan selatan?. Adakah yang membahas tentang galaksi dan planet dengan bahasa yg lugas dan konkrit bukan tersamar?. Lagi-lagi ini keterbatasan dari "sipenulis", jika Tuhan memberi pesan, tentu akan membawa ketakjuban sepanjang masa dengan prediksi dan fakta yg ada di semesta.

7. Telah banyak/ribuan agama dan ajaran yang punah bersama ketuhanan mereka. Apakah agama, kenabian,kitab suci dan konsep ketuhanan akan terus berkembang seiring perkembangan zaman?. Agama melakukan penaklukan, mencari umat sebanyak-banyaknya agar terus bertahan. Agama memberikan surga dan menghukum dengan ancaman neraka, agama mengunci rapat umat-umatnya agar tidak terlepas.

8. Tuhan tersandera kitab suci dan kelompok agama. Tuhan Merk agama tertentu milik Tuhan agama tertentu. Jelas ini bertentangan dengan konsep Tuhan yang Universal, Tuhan milik Semesta.

 Lantas kapan organisasi agama-agama mulai berdiri? .Sejak manusia membutuhkan Tuhan dan tak ingin ajarannya berubah-ubah seiring waktu.

9. Tuhan seolah fanatik bahasa tertentu dan bahasa tertentu merupakan bahasa surgawi. Ini juga sesuatu yang mengganjal sebab Tuhan mengetahui segala bahasa sebab Dia sumber segala bahasa, ia mengetahui bahasa2 termasuk bahasa kalbu.

10. Ketika Tuhan, surga, agama di kapling-kapling. Maka sampai kapanpun manusia tidak dapat terikat dalam satu ikatan Tuhan atau satu umat Tuhan. Manusia harus keluar dari ikatan agama-agama. Menuju penyatuan kepada Sang Maha Wujud yang terbebas dari segala atribut.

Dan berterima kasihlah pada agama, sebab pondasi awal untuk mengenal nilai-nilai ketuhanan.

Layak di renungkan...bagaimana menurut anda?.

---------------------

Kitab semesta

Ketika engkau membaca sebuah kitab suci, Tuhan seolah berhenti berbicara  kepada umatnya pada ayat terakhir.

Namun ada sebuah kitab yang halaman-halamannya tak pernah ada habis-habisnya untuk dibaca , seolah Tuhan hendak selalu berdialog dengan kita, sebuah samudra ilmu tanpa batas. Itulah kitab semesta.

Sebuah kitab universal yang mengajarkan hikmah kepada manusia yang beriman ,belum ataupun yang tak beriman.

----------------------------------

Tuhan agama mu apa?

Jawaban filsafat : Tuhan tidak beragama,karena Aku adalah segalanya,segalanya adalah Aku.Alam semesta adalah "buku panduan"  dalam beragama,Ibarat sungai yang bercabang kelak akan bermuara kepada yang satu.

Jawaban agama : Karena Tuhan,maka aku ada,jika aku punah,maka kepunahan ku  akan pergi bersama ketuhananku.

Jawaban seorang atheis,agnostik dan aliran kepercayaan : agama adalah organisasi buatan manusia ,agar manusia tidak hidup dalam kekacauan,dan tunduk pada suatu sumber hukum.

Jawaban sufi : Ia adalah Sang Terkasih ,kebesaranNya meliputi segala sesuatu,Ia ada di masjid,gereja,sinagog ,vihara dan kuil-kuil lainnya.

Saat Terkasih bersemayam dan menerangkan jiwa,Ia tak pernah menanyakan agama mu apa.