DAS KAPITAL
DAS KAPITAL Marx adalah sebuah dari buku-buku yang amat penting dan berpengaruh ditulis. Setiap orang yang mengerti dunia modern ini, haruslah membaca buku itu. Sayang buku itu rada menjengkelkan. Beberapa dari kesukaran itu tak terhindarkan karena ketidak laziman dan pikiran yang rumit-rumit yang memang tidak mudah dimengerti. Tapi buku itu terlihat menakutkan daripada yang sebenarnya. Terminologi Marx, gaya argumentasinya, mungkin terasa asing mulanya. Beberapa bab pendahuluan bahkan lebih abstrak dan sulit. Tapi pembaca yang tangguh akan memungut faedahnya.
Tujuan
saya dengan penuntun ini, membuat DAS KAPITAL lebih mudah dicerna.
Sebagian besar isi penuntun ini terdiri dari bab-bab yang memberikan keterangan
mengenai kapital, menjelaskan dan memberikan keterangan mengenai kapital,
menjelaskan dan mengidentifikasikan bahaya-bahaya pokok dari argumentasi Marx.
Saya telah mencabut bagian-bagian tertentu untuk mengomentarinya secara khusus,
apabila Marx memasuki hal-hal kritis dalam analisanya. Atau, ketika ia memasuki
masalah-masalah besar yang tidak cukup panjang ditulisnya dimanapun.
Melakukan
ini sudah tentu berarti mengadakan penilaian terhadap apa yang penting dan apa
pengertian Marx tentang itu. Tapi saya mencoba menguntit teks sedekat dan
sebisa mungkin. Dan saya menyerahkannya kepada pembaca mengambil kesimpulan.
Sengaja saya menghindari bahasan terperinci mengenai debat tentang interpretasi
atas teori-teori Marx, karena penuntun ini hanyalah penuntun untuk DAS KAPITAL,
bukan Marxisme seumumnya. Saya punya beberapa referensi untuk memperdebatkan
masalah-masalah khusus sebagai awal
bacaan lanjutan. Namun saya
memang tidak berusaha agar buku ini mencakup segala. Sebuah penuntun
bagi literatur sekunder yang amat luas akan memenuhi sebuah buku lain lagi.
DAS
KAPITAL dapat diperoleh dalam
bermacam edisi dengan halaman yang juga bermacam. Bahkan pem-bab-an,
pembagian dan pen-jilid-an berbeda-beda (beberapa versi jilid satu, ada
yang dipecah menjadi dua jilid). Judul bab yang dipakai penuntun ini, cukuplah
untuk membuat pembaca dapat menemukan persamaannya pada bab-bab edisi lainnya.
Saya menggunakan edisi Moskow, yang mungkin lebih banyak kemungkinan
memperolehnya, ketimbang edisi lainnya. (DAS KAPITAL diterbitkan dalam
bermacam cetakan di berbagai negeri). Saya membubuhkan semua referensi menurut
Jilid, Bagian, Bab dan Seksi. Jadi tidak menurut halaman. Dengan begitu ia
dapat ditemukan di setiap edisi. Mengenai terminologi saya mengikuti terjemahan
Jilid Satu dari Aveling dan Moore, seperti yang ada pada Edisi
Moskow, karena itu yang telah disetujui Engels. Pilihan seseorang mungkin saja
dapat dipersoalkan.
Adanya
introduksi (Pengantar) dimaksudkan untuk menempatkan DAS KAPITAL ke
dalam konteks kehidupan Marx dengan seluruh karyanya. Ia juga memperkenalkan
sejumlah penulis yang sering menjadi rujukan. Lampiran satu adalah suatu
bahasan singkat terhadap kata pembuka dan penutup kata Marx dan Engels untuk
bermacam edisi dan jilid DAS KAPITAL. Lampiran Dua berisi Manifesto
Komunis dan Lampiran Tiga, kata pengantar dan pendahuluan A CONTRIBITION TO THE CRITIQUE OF
POLITICAL EKONOMI. Karya-karya singkat ini dimaksudkan untuk
melengkapi DAS KAPITAL. Akhirnya saya juga menyediakan sebuah daftar
istilah-istilah Teknis dari Marx.
Saya
berterima kasih kepada Janet Brewer dan Paul Bowles atas
komentar-komentar mereka yang sangat membantu. Juga untuk Marjorie Lunt atas
keterampilan dan kesabarannya mengetik naskah. Mereka tidak dapat dipersalahkan
atas setiap kesalahan yang masih tersisa. ***
PENDAHULUAN
Fakta
kehidupan Karl Marx cukup dapat diringkas. Ia lahir pada tahun 1818 di
Rhineland yang sedang digabung ke kerajaan Prusia. Di tahun 1836, Ia
masuk Universitas Berlin. Ia mendapat Doktornya dengan disertasi mengenai
filsafat kuno. Dua tahun kemudian Ia editor dua majalah pertama, Rheinesche
Zeitung di Rhineland dan kedua, Deutsche Franzosische Jahrbucker,
terbitan Paris yang ditujukan pada pembaca Jerman. Kedua-duanya ditutup
kekuasaan Prusia karena dianggap melanggar hukum. Marx lalu mundur ke Brussel
sebagai buangan. Lalu Ia jadi Editor sebuah majalah baru, Neue Rheinische
Zeitung. Tapi kemudian Ia dibuang kembali, kali ini ke London.
Sisa
hidupnya, 1849-1883, Ia orang buangan di Inggris. Tidak pernah lagi Ia
dapat pekerjaan tetap. Ia lalu hidup dari Warsawa, pembelian orang dan pendapatan
tak tetap dari penulisan jurnalisme bebas. Masa terpanjang periode ini ia hidup
dirundungi kemiskinan dan penyakit. Tapi sampai pada masa akhir hayatnya,
pengaruh politiknya yang tak terabaikan. Kehidupannya yang kelabu dipengasingan
adalah yang paling menarik bagi masa kini. Seluruh karena ide dan
pikiran-pikran yang dihasilkannya.
Sampai
petengahan 1840-an, pandangan Marx dibentuk dan berobah cepat sekali, begitu Ia
dapat menyerap berbagai ide dan pikiran dari berbagai sumber. Dallas tahun 1843.
Ia jadi socials dan mammillae kerjasama dan persahabatan seumur hidup dengan
Frederich Engels dalam mempelajari ekonomi.
Dalam
kerjasamanya dengan Engels ia sampai pada suatu pemikiran “materialisme
sejarah” – “historis materialism”-, yang IA pegang teguh sampai akhir
hayatnya. Masyarakat, katanya berkembang melalui suatu pertumbuhan yang
bertingkat-tingkat. Masing-masing tingkat punya stuktur ekonomi yang
berbeda-beda. Tingkat paling akhir, kapitalisme. Ia harus digulingkan melalui
suatu revolusi yang dipimpin klas pekerja. teorinya yang tak lapuk mengenai
sejarah dan program politiknya yang praktis dikaitkan oleh analisisnya mengenai
kapitalisme, yang didalamnya dihasilkan dua hal. Pertama, meningkatnya
krisis-krisis ekonomi dan kedua, menajamnya polarisasi klas. Sehingga menyusun
suatu tingkat baru revolusi yang akan datang.
Ia
mulai dengan analisis yang hanya menggambarkan. Ketika yang dipaksa
kepengasingan sesudah tahun 1848, Marx menjadi mapan untuk menyelesaikan
karyanya. DAS KAPITAL adalah hasil akhirnya.
Dari Hegel ke MATERIALISME SEJARAH
HEGEL
Ketika
Marx masih mahasiswa, kehidupan intelektual Jerman dikuasai oleh filsafat
Hegel. Pada mulanya Marx menolak, tapi kemudian ia jadi Hegelian bergairah.
Walau kemudian lagi ia menolak banyak pikiran Hegel., namun seluruh jalan
pikirannya secara fundamental sekali telah dibentuk Hegel.
Menurut
Hegel, sejarah bukanlah sembarang deretan peristiwa, tapi suatu proses yang
dapat dimengerti, dikuasai oleh hukum-hukum obyektif, yang hanya terpahami
dengan memandang sejarah sebagai suatu keseluruhan. Ia bukannya sebuah kemajuan
yang uniform satu arah, tapi suatu proses yang “dialects”. setiap tingkat
perkembangannya dikarakterisasi oleh adanya ‘pertentangan’ antar kekuatan yang
baku lawan. Ia hanya merukun kembali dalam suatu sintesa yang lebih tinggi
ditingkat selanjutnya, namun demi menghimpun pertentangan-pertentangan baru.
Dalam garis besarnya, Marx memegang pandangan ini sepanjang hidupnya. Yang ia
tolak dari Hegel ialah ‘idealismenya’. Idealisme dalam arti tekhnis. Filsafat
adalah pandangan yang menganggap bahwa ’pikiran ‘ atau ‘ide-ide’ adalah primer
dan benda-benda fisikal, sekunder. Menurut Hegel, sejarah, pertama-tama adalah
cerita tentang perkembangan ‘akal’ atau ’roh’. Setiap periode dan setiap negeri
punya perangkat ide-ide sendiri yang berbeda-beda.
Tulisan-tulisan
Hegel sangatlah kabur dan dapat ditafsir dalam banyak cara. Filsafat Jerman
dalam masa 1830-an dan 40-an dibelah oleh perbedaan pendapat antar berbagai
aliran kaum Hegelian. Hegel sendiri ketika itu telah meninggal, sehingga tak
serta dalam perdebatan itu. Kaum konservatif menyatakan bahwa negara Prusia
merupakan bentuk tertinggi dari akal. Ia suatu titik kulminasi sejarah.
Pandangan yang agak bersifat parochial ini dimengerti secara populer dikalangan
birokrasi.
Marx,
bergabung sementara dengan aliran “Hegelian muda”, sebuah gerakan oposisi yang
menekankan pentingnya perubahan yang terus-menerus dan menggerakkan
pembangkangan terhadap agama yang sudah mapan. Gaya mereka, seperti digambarkan
Isaiah Berlin,’persenyawaan sok ilmiah dengan keangkuhan’, penuh paradoks dari
hal-hal yang tak jelas ujung pangkalnya dan sok prasasti yang dibungkus oleh
prosa alternatif dari permainan kata (Karl Marx,4th edition-Oxford
University Press,1978-hal. 53). Karya-karya Marx yang dini sekali ditulis dalam
gaya demikian dan sangat membosankan. Marx tidak pernah benar-benar
mencampakkan pengaruh itu, sebagaimana akan terlihat pada beberapa bagian DAS
KAPITAL.
SOSIALISME
Marx
juga dipengaruhi tulisan kaum sosialis diawal 1840-an. Pada masa itu, istilah ‘sosialis’
dan ‘komunis’ tidak punya arti yang jelas. Kini ‘sosialisme’
berarti, diatas segalanya, bertentangan dengan ’kapitalisme’. Dan konsep
tentang Kapitalisme sebagi suatu bentuk masyarakat yang jelas, tidak ada sampai
Marx menemukannya. Penulis-penulis sosialis pada zaman Marx menolak masyarakat
yang ada ketika itu, atas dasar moral dan mengemukakan suatu rancangan
masyarakat yang lebih baik sebagai ganti. Beberapa dari usul mereka tak
tersangkal amat menjengkelkan, walau bukan ini yang menjadi pokok kritik Marx.
Ia menolak teori-teori sosialis yang ada di masa itu dan menganggapnya suatu
‘utopi’. Ketika itu Marx telah berpandangan bahwa sejarah dikuasai oleh
hukum-hukum yang objektif, yang tidak dapat diubah hanya dengan mengatakan
benda-benda itu seharusnya menjadi lain. Seperti apalagi air. Ia tidak dapat
mendaki dengan mengatkan ia harus begitu. Walau Marx membenci kapitalis, ia
menganggap penghinaan terhadapnya sebagai
tidak kena. Lebih baik menggantinya dengan memperlihatkan bahwa suatu
revolusi sosialis adalah suatu keharusan yang logis yang datang dari
perkembangan kapitalisme. organisasi dari mayarakat yang akan datang ditentukan
oleh rakyatnya sendiri, begitu mereka memasuki era itu, halmana tidak dapat
diramalkan secara rinci kini.
Untaian
berharga lainnya dari pemikiran Marx datang dari ekonomi-politik (masa itu
dinamakan economics). Perkembangan dari ilmu ekonomi Marx akan diulas lebih
rinci dibawah. Cukuplah untuk mencatat disini bahwa ia adalah pemula dari ilmu
ekonomi pada 1844-5 dengan mengambil banyak anlisis ekonomi penulis lainnya.
Pikiran yang esensial diperolehnya dari literatur adalah konsepsi tentang suatu
ekonomi yang sistemnya melekat padanya dan dikuasai oleh hukum-hukum objektif.
Dalam pandangan baru temuan Marx itu, proses perkembangan ekonomi menggantikan
“jiwa” atau ”akal” Hegel sebagai motor sejarah.
1.
MATERIALISME SEJARAH (historical
materialism)
semua
pengaruh yang diterima Marx menggabung ke dalam suatu bingkai teori selama
tahun-tahun 1844 dan 1845. Marx dan Engels bekerjasama erat sekali masa itu.
Kenyataan bahwa mereka menarik ide-ide dari berbagai sumber, tidaklah
mengurangi penting atau orizinalitas pencapaian mereka. Semua pemikir besar
membangun karya para pendahulu mereka.
Marx,
dalam tahun 1844 telah sampai pada suatu ide sentralnya, ketika menulis
sejumlah catatan atau naskah-naskah kasar yang dikenal sebagai ‘manuskrip
ekonomi dan filsafat’ atau ‘manuskrip Paris’. Disinilah untuk
pertama kalinya ia memusatkan sesuatu yang kemudian jadi tema pokok DAS
KAPITAL, yaitu hubungan antara kapital dan upah kerja atau kerja upahan,
hubungan antara kapitalis dan pekerja, kecuali jika mereka bekerja untuk sang
kapitalis. Sesudah menjual tenaga kerjanya, para pekrja itu tidak punya hak
atas produk kerjanya. Produk itu sepenuhnya milik sang kapitalis yang
mempekerjakannya. Dengan begitu para pekerja itu tetap miskin dan terantung.
Sedang si kapitalis jadi kaya terus.
Hubungan
antara kapital dan pekerja adalah struktural. Tidak personal, perorangan. Para
pekerja itu bukannya ditindas oleh sang kapitalis, tetapi oleh kapital. Yang
justru dihasilkan oleh kerja. Tapi perilakunya itu adalah sebagai sekutu yang
menindas para pekerja yang menghasilkannya. Dalam istilah Marx yang dipakainya
pada 1844 itu, kerja yang ‘dirampok’ atau ‘diasingkan’ (alienated or
astranged).
Ditingkat
ini perkembangan pikiran Marx sangatlah kuat dipengaruhi Ludwig Feuerbach,
seorang filosofis materialis dan pengeritik Hegel. Marx secara khusus
mempergunakan ide Feuerbach tentang ‘esensi’ manusia atau ‘makhluk’. Produksi
manusia secara alamiah adalah kreatif. Dan menempatkan takluk pada hukum-hukum
kapital yang impersonal –tak menyangkut orang- berarti menghancurkan hubungan
ilmiah antara produsen dan produk. Seberapa jauh konsepsi ini bertahan dalam
karya-karya Marx yang sudah matang, adalah kontroversial. Terminologi didalam
karya-karyanya yang kemudian menjadi berbeda, namun ide-ide dari tahun 1844
tetap dapat dibaca didalamnya bagi mereka yang mau.
Tahun
berikutnya, 1845, Marx dan Engels bekerjasama untuk sebuah manuskrip yang juga
tidak terbit semasa hidup mereka. ‘Ideologi Jerman’-The German Ideology-, karya
inilah yang untuk pertama kalinya menampilkan ‘materialisme sejarah’. Ia
dianggap sebagai pertanda berakhirnya periode pertama dari evolusi intelektual
Marx. Sebuah ide di mana pikiran pikirannya berubah cepat. Sejak tahun 1845 itu
ia bekerja untuk mengembangkan karangka dasar yang telah di letakan dalam ideologi Jerman. Buku itu sulit di baca
karena argumentasi positifnya berpalung
dengan serangan yang tidak berkesudahan
terhadap penulis penulis lain. Kata pengantar untuk sumbangan pada kritik untuk ekonomi
politik- contribution to the critique of
politikal economi adalah pernyataan singkat yang lebih baik daripada materialisme
sejarah.
Di
Dalam “Ideology Jerman” Marx memulai
dengan dari fakta-fakta yang sederhana. Untuk hidup manusia harus
memproduksi
alat-alat penyambung hidupnya, makan dan
lain sebagainya. Untuk melakukan mereka harus bekerja sama dalam suatu
pembagian kerja [Di sini terlihat betapa konsep tentang esensi manusia
tak di libatkan]. Setiap
tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah hasil perkembangan
sejarah dan hasil pencapaian manusia
generasi sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan
bentuk-bentuk kerja sama, pembagian kerja dan kerenanya juga organisasi
kemasyarakatan. Masyarakat berubah dari serentetan tingkat yang di
tandai
dengan berbagai bentuk pemilikan.
Pemilikan komunal masyarakat kuno di dasarkan pada peran budak.
Pemilikan
feodal tanah atas pemerasan hamba, dan
pemilikan perorangan borjuis kapitalis
atas eksploitasi terhadap proletariat dari pekerja upahan yang tak punya
milik apa apa. Setiap bentuk produksi merupakan, lebih tinggi dari yang
dulu,
dan setiap tingkat memberi syarat bagi yang akan datang. Perkembangan
kapitalis menciptakan pemiskinan proletariat yang semakin meluas
dan meningkat, maka itu waktu akan menggulingkan kapitalisme. Komunisme
adalah
produk sejarah yang tak terhindarkan.
Peristwa dan kejadian 1848 merupakan titik yang menentukan dalam kehidupan Marx. Pada
mulanya di Prancis, kemudian
demonstrasi-demonstasi rakyat serta pemberontakan menjalari seluruh Eropa. DI Dallas dearth
Prussia Bangkok tuntutan rakyat bagi
suatu konstitusi baru yang membatasi
kesewenang-wenagan otokrasi. Untuk waktu itu, ini adalah suatu tuntutan yang
REVOLUSIONER. sebuah kongres kemudian di
adakan di franfrut guna menyusun suatu
konstitusi baru.dan peristiwa ini tidak begitu revolusioner, dalam arti adanya
suatu perubahan yang mendadak dan menentukan,msebagai ganti penciptaan suatu
hura hura politik rezim lama sempoyongan
dan baru memuka kesempatan.
Manifesto
komunis untuk liga komunis di tulis
dekat sebelum pecahnya revolusi, dan
dalam tahun 1848 itu, Marx kembali ke Jerman, dimana ia menasehatkan menahan
diri –moderatioan- .nasehatnya itu di dasarkan bahwa Jerman haruslah lebih
dahulu melewati satu tingkat yang sama
dengan revolusi Perancis 1789, sebelum syarat-syarat matang untuk suatu
ervolusi komunis.begitu keadaan berbalik, kekuatan radikal Jerman terpecah, dan
angkatan bersenjata yang tetap setia terhadap otokrasi dan pemerintah Prusia,
pada akhirnya mampu memegang kontrol pada suatu keadaan.dn marx di buang kembali kali ini ke london.
2. EKONOMI POLITIK KLASIK
Produk
terpenting dari marx selama di
pembuangan adalah DAS KAPITAL.untuk menempatkan das kapital dalam konteks
teori-teori ekonomi saat itu, khusus apa yang di namakan marx sebagai ekonomi politik klasik ,di perlukan pemahaman
terhadap karya karya Adam smith, David
Ricardo dan lainya ekonom inggris di
akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19
.marx membangun karya dan sering merujuk
pada karya mereka.
NILAI
dan NILAI LEBIH
Ekonomi
politik klasik, keberadaannya merupakan oposisi terhadap teori-teori yang
beraliran merkantilistik abad ke 17 dan 18. Kaum merkantilistik pada
pokok mengutamakan perdagangan luar negeri yang dianggap Marx sebagai hal yang
sekundair.
Sebagai
pedagang, mereka berpikir tipikal kapitalis yang keuntungan datang dari membeli
murah –menjual mahal. Yang selangkah lebih maju dari pandangan ini adalah kaum
‘fisiokrat’ prancis abad ke 18. Mereka ini menekankan pentingnya produksi
kebanding perdagangan.tapi mereka mengangggap pertanian hanya yang benar-benar
produktif. Marx mempelajariteori dan karya kaum merkantilis dan fisiokrat itu
dan sewaktu-waktu merujuk pada mereka.
Suatu
tema pokok dalam ekonomi politik klasik (didalamnya terdapat karya kaum
fisiokrat), adalah pembahasan tentang laba dan sewa dalam pengertian surplus
yang datang dari produksi. Ide dasarnya dapat dilihat dalam suatu ekonomi hanya
memproduksi satu jenis barang, katakan jagung. Jagung lalu menjadi sebagai
bahan makanan dan juga masukan bagi produksi (seperti bibit). Manakala jagung
cukup diproduksi untuk mengganti bibit dan untuk memberi makan para
produsennya, maka setiap kelebihan adalah SURPLUS, nilai lebih yang akan
mendukung klas penguasa yang tak berproduksi beserta orang-orang yang menggelantungkan
diri pada mereka (tentara, pegawai, pendeta dlsb).
Pertanyaan
yang menarik disini adalah, bagaimana maka surplus itu jatuh ketangan penguasa
?. eksistensi surplus yang fisikal itu, sudah tentu tak dipersoalkan lagi,
karena surplus itu dapat dinikmati para produsen itu sendiri. Smith, Richardo,
dan Marx, semua memberi jawaban yang sama terhadap pertanyaan itu. Didalam
suatu masyarakat kapitalis, surplusnya direbut oleh para pemilik kekayaan,
karena mereka cukup kaya untuk membeli alat-alat produksi yang diperlukan
(tanah, bibit jagung, dalam contohnya yang sederhana) sedangkan para pekerja
tidak dapat berproduksi dengan kemampuannya sendiri dan karena itu harus
menerima upah apa sajayang mereka dapatkan. Persaingan untuk mendapat pekerjaan
membuat upah tetap saja pada batas minimum. Smith dan Richardo menganggap hal
itu sebagai ‘alamiah’ dan ‘abadi’. Tapi Marx menganggap sebagai hal yang
sementara karena perkembangan masyarakat.
Persoalan
selanjutnya haruslah dipertimbangkan bahwa didalam sistim kapitalis, berbagai
barang diproudksi oleh perusahaan – perusahaan tertentu. Setiap perusahaan
mengeluarkan uang untuk pembeli alatdan bahan produksi, membayar upah dan
menutup pengeluarannya dengan menjual produknya. Seseorang dapat saja berbicara
tentng surplus fisikal untuk keseluruhan sistim, tapi tidak untuk satu-satu perusahaan. Laba
perusahaan tertentu bergantung pada biaya yang ia keluarkan dan harga yang ia
peroleh. Harga barang dapat berubah dari minggu keminggu atau hari kehari. Maka
itu para ahli ekonomi klasik mengembangkan suastu konsep harga ‘normal’ atau
‘alamiah’, atau ‘nilai’ dari sesuatu barang. Surplus yang masuk pada
para kapitalis atau pemilik tanah sebagai nilai-lebih adalah kelebihan nilai
yang dihasilkan diatas nilai yang diserap oleh biaya-biaya, termasuk upah.
Suatu teori niali-lebih punya dua unsur : suatu teori nilai dan penjelasan
bagaimana surplus itu disadap dari para pekerja dan dipindahkan kepada para
pemilik modal.
ADAM
SMITH
Adam
Smith, pengarang dari “THE WEALTH OF NATIONS” (1776) pada umumnya diakui
sebagai pendiri ekonomi politik klasik. Ia memberi tekanan khusus pada
pembagian kerja sebagai penyebab meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan.
Pembagian kerja memungkinkan setiap produsen berspesialisasi dan melakukan
pekerjaan-pekerjaan khususlebih efisien. Tapi ia dibatasi oleh luasnya pasar,
karena pasar kecil tidak menyediakan ruang bagi spesialisasi. Bagitu kekayaan
dan populasi bertumbuh, cara transportasi berkembang maju, dan pasar berkembang
meluas, kesemuanya lalu memungkinkan pembagian kerja yang lebih terperinci. Dan
dengan begitu penghasilan kekayaan semakin besar. Pertumbuhan ekonomi adalah
proses akumulatif dimana setiap langkah dari perluasan pasar menyediakan basis
untuk pertumbuhan selanjutnya. Marx menemukan ide tentang proses perkembangan
ekonomi yang terus menerus dari smith dan menjadikannya landasan bagi
analisanya tentang kapitalisme.
Harga
‘alamiah’ setiap produk, manurut Smith adalah sedemikian rupa sehingga ia
menutup pengeluaran-pengeluaran untuk upah dan sewa serta menghasilkan laba
pada rate pasar yang berjalan. Ia punya analisa pasar yang luar biasa baiknya.
Tenaga-tenaga pasar cenderung membawa harga ke garis harga yang ‘alamiah’.
Manakala harga pasar tinggi, laba juga akan tinggi. Para produsen kan ditarik
ke wilayah bisnis. Suplai dengan demikian juga akan mengakar, sedang harga akan
ditarik turun kembali. Sebegitu jauh dan baik, maka Marx telah mengambil banyak
dari analisis itu.
Perlakuan
Smith terhadap penentuan upah, laba dan sewa lebih banyak dipersoalkan. Nilai,
katanya, ditentukan dengan mempertambahkan upah, laba dabn sewa. Pada waktu
bersamaan, katanya pula, upah, laba dan sewa tergantung pada jumlah keseluruhan
nilai yang telah dihasilkan. Dan nilai akan ditemukan dengan membagi mereka.
Argumentasinya memutar. Teori Smith tentang laba bagaimana pun sangat lemah.
Katanya, laba ditentukan oleh atau melalui ‘kompetisi’ tapi ia tidak
menyediakan analisis yang koheren bagaimana itu terjadi.
DAVID
RICARDO
David
Ricardo, seorang pedagang surat-surat berharga dan anggota Parlemen Inggris
adalah seorang tokoh lainnya dari dunia ekonomi politik klasik. Karyanya “PRINCIPLES
OF POLITICAL ECONOMY AND TAXATION”—prinsip-prinsip ekonomi dan pajak—adalah
suatu upaya untuk memilah-milah kerangka dasar pemikiran Adam Smith dari
kekurangan.
Nilai
komoditi menurut Ricardo, ditentukan oleh seberapa banyak tenaga kerja
diperlukan untuk menghasilkannya (dengan beberapa pengecualian dibawah). Suatu
perubahan upah, tidak akan berubah nilai. Tapi ia merubah sebagian besar dari
nilainya yang dihasilkan dan yang akan menunjang seluruh lawan dari laba. Jika
upah naik, maka laba menurun. Namun jumlahnya tetap sama. Nilai dari hasil ¾ output—dapat diukur secara bebas dengan cara
bagaimana ia dibagi-bagi.
Sesudah
mengetahui prinsip ini, kesukaran masih tetap. Pengembalian dari uang yang
ditanam, mestilah sama untuk bermacam-macam industri. Sebab jika tidak, kapital
akan mengalir kepada yang lebih menguntungkan seperti juga keterangan Smith.
Dimanapun jumlah kapital yang ditananm, iapunya sangkut paut dengan para
pekerja yang dipekerjakan, semakin tinggi pula pembagian laba. Maka itu lebih
diperluikan harga yang lebih tinggi supaya ia menghasilkan pengembalian kapital
yang layak. Harga-harga, karenanya tidak dapat seimbang dengan permintaan
tenaga kerja. Richardo mengakhiri keterangannya dengan alasan bahwa nilai,
sebagian besarnyaditentukan oleh tenaga kerja dan bersandar kembali pada posisi
dan pandangan Smith.
Marx
mengeritik rochardo atas kegagalannya dalam hal ini dan memberikan pemecahannya
sendiri, dengan melibatkan sikapnya terhadap ‘nilai’ dan harga ‘alamiah’ (harga
produksi dalam istilh Marx) sebagai hal-hal yang sangat berbeda. Nilai
ditentukan oleh kerja yang terkandung didalam produksi, sebagai suatu definisi.
Upah dan laba ditentukan oleh atau dengan membagi nilai yang diproduksi seluruh
ekonomi. Dan harga produksi ditentukan dengan menambah laba dan upah untuk
setiap barang secara terpisah. Demikian menurut Smith. Sedang sirkulasi ia
hindari (walau pemecahan yang diajukan Marx, menimbulkan masalah tersendiri).
Masalah
sewa tetap tinggal sebagai hal yang harus dijelaskan. Menurut richardo, sewa
itu timbul karena berbagai bidang tanah
dengan berbgai macam taraf kesuburan. Harga produk pertanian haruslah cukup
tinggi, agar tanah yang paling buruk dapat menghasilkan laba bagi petani di
dalam rate yang berlaku. Karena, jika tanah tidak menguntungkan, ia tidak akan
ditanami. Dan tanah yang lebih baik yang akan menentukan sewa, karena petani
akan bersaing untuk menggunkannya. Sedang si pemilik tanah dapat meminta sewa
yang demikian. Marx mengambil oper teori ini, mengembangkan dan mengolahnya
secara tersendiri sampai pada bagian-bagian
akhir Das kapital, walau ia menganggapnya sebagai masalah kedua.
Marx
menganggap Smith dan Richardo sebagai perwakilan terbaik dari dunia Ekonomi
Politik. Sesudah Richardo, para ahli ekonomi jika tidak menyalin ide-idenya,
mereka hanya cenderung menekankan pentingnya ‘suplai dan permintaan’ sebagai
penentu harga. Mereka tidak menceritakan kisah-kisah yang masuk akal mengenai
pasar-pasar tertentu, tapi meninggalkannya tanpa analisis yang koheren tantang
upah, laba dan sewa bagi keseluruhan sistem. Marx menamakan mereka itu sebagai
“ekonom vulgar” dan memperlakukan mereka semaunya. Sebenarnya, adalah mungkin
untuk memberikan perhitungan yang koheren bagi keseluruhan sistem ekonomi dalam
pengertian suplai dan permintaan, seperti yang telah diperlihatkan Walras pada
1870-an. Tapi ketika itu kesehatan Marx jatuh, dan tidak sempat memperhatikan
karya-karya Walras. Marx mungkin saja tidak setuju seandainya dia tahu hal itu.
U
A N G
Demi
kelengkapan, diperlukan suatu pembicaraan singkat mengenai ekonomi keuangan
yang sedang berkembang dalam isolasi relatif dari teori-teori nilai dan nilai
lebih. Uang dizaman Marx, didasarkan pada emas (paling sedikit di Inggris dan
pusat-pusat kapitalis besar lainnya). Uang kertas telah beredar da dapat
ditukarkan dengan emas. Dan mata uang emas juga beredar. Menurut Marx, nilai
uang juga langsung terkait pada nilai emas. Dan emas itu bergantung pada para
pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan emas itu. (disaring dari tambang
emas). Jadi sama dengan komoditi lain. Dalam hal ini Marx berbeda dengan
teori-teori sebelum, ‘teori kuantitas uang’ yang mengaitkan nilai uang pada
kuantitasnya dalam sirkulasi. Menurut teori itu, kuantitas uang menentukan
nilainya. Menurut Marx, ia berjalan terbalik. Nilai uang yang justru yang
menentukan kuantitasnya dalan sirkulasi.
Perdebatan
mengenai keuangan dipertengahan abad ke-19 terpusat pada dampak dikeluarkannya
uang kertas.uang kertas itu bukannya tidak ditukarkan, atau tidak ditukarkan
kini, tetapi berjanji akan membayar. Janji ini diberikan bank perorangan yang
mengeluarkannya dan dapat p[ula ditebus dengan emas (dalam bentuk emas). “The
Currency School” adalah aliran yang lebih menyukai adanya pembatasan
pengeluaran uang kertas, karena pengeluaran yang terlalu banyakakan membawa
akan kenaikan harga yang akan diikuti krisis keuangan “The Banking School”
aliran yang tidak melihat adanya bahaya demikian. Dasar mereka ialah setiap[
kelebihan pengeluaran uang kertas akan kembali kepada Bank yang mengeluarkannya
untuk disimpan atau ditukar dengan emas. Dalam hal ini Marx menyokong “The
Banking School”. Ia berpendapat bahwa krisis finansial adalah simpton dari
masalah yang lebih fundamental yang tidak ada sangkutannya dengan kelebihan
pengeluaran uang kertas.
3.
PEMBUATAN KAPITAL (The making of capital)
Perkembangan Ilmu Ekonomi Marx
Pada
tahun 1840, Marx sudah sampai pada suatu pandangan tersendiri terhadap
kapitalisme sebagai suatu jenis ekonomi yang jelas, dengan suatui jangka hidup
terbatas. Pada taraf ini ia mengambil teori ekonomi lain-lain orang yang sudah
jadi, menafsirnya kembali dan menempatkan teori-teori itu kedalam sistem yang
membentuk sendiri. Bagian-bagian ekonomi dari tulisannya ECONOMIC AND
PHILOSOPHIE MANUSCRIPTS, -Manuskrip Ekonomi dan filsafat-1844, pada pokoknya
terdiri dari kutipan-kutipan Adam smith dan lainnya. ‘Wage labour and capital’
– kerja upahan dan kapital-, terbit tahun 1849 didasarkan pada kuliah-kuliah
yang diberikan pada 1846-47 pada pokoknya mesih bersifat Smith dalam struktur
keseluruhannya, walau Marx bersikap selektif. ‘Kerja upahan dan kapital’
kadang-kadang terasa sebagai pemula untuk memahami Das kapital, walau
sesungguhnya ia menampilkan suatu teori yang rada berbeda. Ia harus dibaca
dengan kehati-hatian yang khusus, karena Engels-lah yang telah mengolahnya
sesudah Marx meninggal demi memberikan kemiripan pada kematangan karya Marx.
THE POVERTY of PHYLOSOPHY (1847), sungguh banyak mengutip Richardo dan juga
dari kalangan “Sosialis richardian”, sebuah kelompok para penulis radikal
Inggris.
Dalam
1850-an di London pembuangan Marx kembali lagi ke ilmu ekonomi. Pertanda
penting dari pemikiran Marx masa ini adalah naskah yang telah ditulis pada
1857-58 yang diterbitkan tahun 1933, lama setelah ia meninggal dengan
GRUNDRISSE (foundations). Dasar naskah ini jelas tidak untuk diterbitkan karena
sulit dibaca. Isinya melompat dari suatui subjek ke subjek lainnya tanpa
perencanaan yan jelas. Namun dalam kekacauannya, Grundrisse mengandung semua
tema pokok yang ada dalam Das kapital. Dipertengahan 1850-an, kita melihat
sudah mematangnya ilmu ekonomi Marx. Pentingnya Grundrisse bagi pembaca moderen
tidak terletak pada ilmu ekonomi Marx, yang secara l;ebih baik yang dikemukakan
dalam Das kapital, tetapi didalam keterangan filsafati yang terjalin di dalam
grundrisse, yang jelas lebih banyak keHegelannya daripada dalam Das kapital.
Grundrisse juga merupakan sebuah jembatan antara Das kapital dengan karya-karya
filsafat Marx yang dini.
Kewajiban
Marx selanjutnya, menemukan jalan untuk mengemukakan teori yang baru, dalam hal
mana ia mengalami kesukaran. Ketika ia memulai dengan ‘A CONTRIBUTION
to the CRITIQUE of POLITICAL
ECONOMY’, diterbitkan 1859, sebuah karya yang ternyata tidak lebih dari cicilan
pertama. Kekecewaan muncul dari kalangan sahabat-sahabatnya, karena karya itu
hanya berurusan dengan hal pertukaran dan uang dan tidak berbicara apa-apa
tentang hubungan kapital dengan tenaga kerja. Kepada Engels, Mrax menulis
gambarannya mengenai Das kapital yang memerlukan 6 jilid, mencakupi hal-hal
kapital tentu, kerja upahan, pemilikan tanah, negara, perdagangan
internasional, dan pasar dunia. Yang pertama tentulah hal kapital yang
berkembang menjadi 3 jilid (ditambah 3 jilid lagi mengenai teori nilai lebih)
yang tidak pernah selesai, sedang sisanya yang 5 tidak pernah dimulai bahkan.
KAPITAL
Sebagian
penulisan Das kapital dikerjakan dalam petengahan 1860-an. Marx menulis
rancangan naskah untuk ketiga jilid bersamaan dengan jilid ke-4 mengenai
sejarah dari pemikiran dan ide-ide ekonomi (cukup banyak dan luas untuk
memenuhi 3 jilid,ternyata ketika akhirnya diterbitkan dengan THEORIES OF
SURPLUS VALUE – Teori-teori nilai lebih ). Caranya ia menulis, memulai dengan
beberapa naskah kasaran tentang tiap topik, kebanyakan ekstrak dari
penulis-penulis lain dan sumber-sumber fakta, laporan parlemendan sebangsanya.
Dalam naskah rancangan selanjutnya, ia menyusun kembali bahan-bahan, membuangi
banyak kutipan, kecuali dari mana ia mendapatkan faktual atau ilustrasi untuk
bagian-bagian terpenting. Di dalam bagian-bagian yang tak selesai dari jilid
1,2 dan 3, marx mengikuti naskah-naskah rancangannya terdahulu dan tetap
tinggal begitu dalam versi yang diterbitkan. Dalam jilid 1, Marx membuat
pernyataan terima kasih atas sumbangan para pendahulunya dengan mengutip
pernyataannya terdahulu, bahwa ia dapat menemukan setiap ……yang penting.
(catatan ini dapat membingungkan pembaca yang tidak awas akan maksudnya).
Marx
juga membarikan waktu panjang untuk mengolah struktur Das kapital, dan hasilnya
tidak seperti grunrisse. Setiap konsep diantar, dijelaskan dan ditegaskan.
Tatanan seperti ini, bagaimanapun punya kekurangan. Sebagaimana ditulis oleh
Marx dalam “kata penutup” pada jilid satu edisi Jerman: ‘metode penyampaian
tentu berbeda dari benetuk penelitian.
Yang terakhir haruslah menyusun bahan secara rinci …..hanya setelah pekerjaan
ini selesai, semua gerak yang sesungguhnya dapat digambarkan secara memadai.
Jika ini dikerjakan memadai. Jika ini dikerjakan dengan baik, barulah dapat
ditampilkan hal seperti yang kita alami
sebelumnya, yaitu suatu konstruksi yang a priori yang murni.
Masalah yang dihadapi Marx
dalam pengembangan dan penympaian nalisanya tentang kapitalisme, bertolak dari
kerasnya permintaan teori sejarahnya. Dalam arti istilah uitu, kapitalisme
adalah suatu “bentuk produksi yng dibatasi oleh suatu struktur dasar yang
spesifik, mengenai hubungan-hubungan produksi yang melibatkan dua klas, pemeras
dan yanmg diperas. Dan kapitalisme adalah suatu ‘bentuk yang terkahir’ . Semua
sosok penting masyarakat dibentuk oleh sistem produksi yang dominan (tidak seluruhnya
ditentukan). Dan setiap bentuk itu punya hukum-hukum yang melekat padanya. Ia
memelihara atau memproduksinya kepada pergantian bentuk yang selanjutnya. Untuk
memasang analisa kapitalisme ke bingkainya, Marx harus mengidentifikasi
struktur dasar kapitalisme dan menyimpulkan hukum-hukum gerak sistem dari
struktur itu. Teori ini dalam perkembangannya harus berpindah dari yang
‘abstrak ke yang konkrit’, dari konsep kapitalisme abstrak ke kapitalisme yang
sungguh berlaku pada masyarakat tertentu.
‘Metode
Penyelidikan’ atau proses penelitian tidak dapat mengikuti pola ini.
Konsep-konsep abstrak tidak dengan sendirinya berlaku. Ia hanya dapat diuji
dengan melihat apakah ia diperuntukan
bagi pelukisan gerak ‘gerak aktual’ yang sebenarnya. Dan tidak melompat begitu
saja dari kepala teoritisi ? ia dikembangkan melalui proses yang menyakitkan,
melalui uji-coba-pembenaran, talaahan, menyadap dan mengeritik teori-teori yang
ada. Dan melalui saling pengaruh antara teori dan bukti. ***